1. SEJARAH
Menurut
catatan sejarah, Manggarai secara historis dikuasai secara bergantian
oleh suku
Bima
dari pulau
Sumbawa
dan suku
Makassar
dari pulau
Sulawesi.
Terdapat sekitar 500.000 orang Manggarai pada akhir abad ke-20.
2. RITUAL
Suku
Manggarai terkenal memiliki sederet upacara ritual sebagai ucapan
syukur atas kehidupan yang sudah dijalani dalam periode waktu
tertentu, antara lain:
- Penti Manggarai, upacara adat merayakan syukuran atas hasil panen,
- Barong Lodok, ritual mengundang roh penjaga kebun di pusat lingko (bagian tengah kebun),
- Barong Wae, ritual mengundang roh leluhur penunggu sumber mata air,
- Barong Compang, upacara pemanggilan roh penjaga kampung pada malam hari,
- Wisi Loce, upacara yang dilakukan agar semua roh yang diundang dapat menunggu sejenak sebelum puncak acara Penti, dan
- Libur Kilo, upacara mensyukuri kesejahteraan keluarga dari masing-masing rumah adat.
Suku Manggarai juga mempunyai olahraga tradisional yang disebut
caci, pertarungan saling pukul dan tangkis dengan menggunakan
pecut dan tameng yang dimainkan oleh dua orang pemuda di sebuah
lapangan luas. Pertunjukan caci diawali dengan pentas tarian
Danding, sebelum para jago caci
beradu kebolehan memukul dan menangkis. Tarian itu biasanya disebut
juga sebagai Tandak Manggarai, yang dipentaskan khusus hanya untuk
meramaikan pertarungan caci.
3. BAHASA
Suku ini
menuturkan bahasa
Manggarai,
sebuah bahasa yang disebut sebagai tombo
Manggarai
oleh para penutur aslinya. Bahasa ini mempunyai sekitar 43 bahkan lebih subdialek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar