Wisata

WISATA DI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
Wisata budaya di Kabupaten Manggarai Timur tergolong unik. Sekalipun demikian, belum semua obyek wisata itu dipromosikan secara maksimal. Untuk itu, pemerintah dan semua stakeholders  perlu mempromosikan berbagai objek wisata di daerah ini kepada dunia luar agar wisatawan mancanegara maupun domestik berkunjung ke wilayah ini. Harapan itu dikemukakan oleh Fransiskus de Rosari Huik, salah satu pelaku pariwisata setempat kepada FBC belum lama ini.
Disebutkan, salah satu objek wisata alam yang menarik wisatawan asing dan domestik yakni objek wisata  dua watu susu rongga (dua batu raksasa berbentuk susu perempuan). Objek wisata itu berada di bawah lereng gunung Komba sekitar 10 km dari kota Borong. Objek wisata alam tersebut dapat dijangkau dengan berjalan kaki (trekking) atau berkuda (horse trekking) dengan jarak tempuh sekitar tiga sampai empat jam berjalan kaki.
Kepala bidang pengembangan sumber daya dan produksi wisata (Destinasi) di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur, Damasus Ndama kepada FBC baru-baru ini menjelaskan, dirinya bersama enam stafnya juga bersama wisatawan domestik  telah mengunjungi  objek wisata batu raksasa “Susu Rongga” yang berada di lereng gunung Komba.
“Kami diundang organisasi pengelolaan destinasi paradise on earth Kabupaten Manggarai Timur untuk mengunjungi objek itu dengan horse trekking. Obyek wisata itu sangat bagus,” ujarnya. Perjalanan melewati padang penggembalaan ternak di hamparan Wae Mausui yang menampung ribuan kerbau, sapi dan kuda. Para wisatawan dapat menikmati padang Mausui yang luas dengan pemandangan yang sangat indah.
Dijelaskan, sebelum tiba di dua batu raksasa berbentuk susu perempuan tersebut, mereka mengunjungi pula sebuah situs bersejarah yakni kuburan tua Jawa Tu (pahlawan perang Komba) dan sebanyak 20 anak tangga serta dapat melihat situs Istri Jawa Tu dan kuburan adiknya Nai Pati (pahlawan perang Komba). Perjalanan berkuda merupakan wisata paling mengasyikan karena dapat menikmati keindahan panorama alam yang membentang luas dengan ribuan hamparan lahan ternak.
Objek batu susu Rongga menjadi salah satu obyek wisata yang dapat dijual kepada turis mancanegara dengan program horse trekking. Saya sudah beberapa kali ke sana dengan program horse trekking bersama tamu asing dan juga domestik. Wisatawan sangat mengagumi objek wisata budaya itu. Namun, perlu penataaan dan promosi secara bersama kepada publik terutama akses masuk ke obyek itu perlu ditata dengan baik,” harapnya.
Kepala suku Ngeli selaku pemilik situs kuburan tua, Jawa Tu dan Nai Pati serta Watu Susu Rongga Gaspar Jala menuturkan, dua watu (batu) raksasa berbentuk susu perempuan itu memiliki sejarah tersendiri.
Ia menuturkan pada zaman dulu terjadi perang Komba yakni perang antara Gunung Komba dengan gunung kecil lainnya di mana diantara gunung itu terdapat sebuah lubang besar. Para leluhur berinisiatif untuk menutup lubang tersebut dengan dua batu raksasa. Konon, selama batu diangkat dari wilayah pesisir pantai, semua orang diwajibkan diam dan tidak boleh mengeluarkan kata-kata kotor. Namun, seorang perempuan yang tidak mengetahui larangan itu sebelumnya, setibanya di lereng Gunung Komba berteriak dengan mengeluarkan kata-kata kotor. Seketika itu juga batu tidak bisa diangkat lagi hingga tertancap ke tanah.
Selain berbentuk susu perempuan, batu-batu itu juga menyerupai parang dan tombak, alat yang biasa digunakan sebagai sarana perang pada zaman itu
- See more at: http://www.floresbangkit.com/2012/08/wisata-budaya-di-manggarai-timur-masih-perlu-dipromosi/#sthash.pX8m9uka.dpuf

Wisata budaya di Manggarai Timur tergolong unik. Sekalipun demikian, belum semua obyek wisata itu dipromosikan secara maksimal. Untuk itu pemerintah dan semua stakeholders perlu mempromosikan berbagai obyek wisata di daerah ini kepada dunia luar, agar wisatawan mancanegara maupun domestik dapat berkunjung ke daerah ini.

Disebutkan, salah satu objek wisata alam yang menarik wisatawan asing dan domestik yakni objek wisata  dua watu susu rongga (dua batu raksasa berbentuk susu perempuan). Objek wisata itu berada di bawah lereng gunung Komba sekitar 10 km dari kota Borong. Objek wisata alam tersebut dapat dijangkau dengan berjalan kaki (trekking) atau berkuda (horse trekking) dengan jarak tempuh sekitar tiga sampai empat jam berjalan kaki.

Kepala bidang pengembangan sumber daya dan produksi wisata (Destinasi) di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur, Damasus Ndama kepada FBC baru-baru ini menjelaskan, dirinya bersama enam stafnya juga bersama wisatawan domestik  telah mengunjungi  objek wisata batu raksasa “Susu Rongga” yang berada di lereng gunung Komba.
“Kami diundang organisasi pengelolaan destinasi paradise on earth Kabupaten Manggarai Timur untuk mengunjungi objek itu dengan horse trekking. Obyek wisata itu sangat bagus,” ujarnya. Perjalanan melewati padang penggembalaan ternak di hamparan Wae Mausui yang menampung ribuan kerbau, sapi dan kuda. Para wisatawan dapat menikmati padang Mausui yang luas dengan pemandangan yang sangat indah.
Dijelaskan, sebelum tiba di dua batu raksasa berbentuk susu perempuan tersebut, mereka mengunjungi pula sebuah situs bersejarah yakni kuburan tua Jawa Tu (pahlawan perang Komba) dan sebanyak 20 anak tangga serta dapat melihat situs Istri Jawa Tu dan kuburan adiknya Nai Pati (pahlawan perang Komba). Perjalanan berkuda merupakan wisata paling mengasyikan karena dapat menikmati keindahan panorama alam yang membentang luas dengan ribuan hamparan lahan ternak.
Objek batu susu Rongga menjadi salah satu obyek wisata yang dapat dijual kepada turis mancanegara dengan program horse trekking. “Saya sudah beberapa kali ke sana dengan program horse trekking bersama tamu asing dan juga domestik. Wisatawan sangat mengagumi objek wisata budaya itu. Namun, perlu penataaan dan promosi secara bersama kepada publik terutama akses masuk ke obyek itu perlu ditata dengan baik,” harapnya.
Kepala suku Ngeli selaku pemilik situs kuburan tua, Jawa Tu dan Nai Pati serta Watu Susu Rongga Gaspar Jala menuturkan, dua watu (batu) raksasa berbentuk susu perempuan itu memiliki sejarah tersendiri.
Ia menuturkan pada zaman dulu terjadi perang Komba yakni perang antara Gunung Komba dengan gunung kecil lainnya di mana diantara gunung itu terdapat sebuah lubang besar. Para leluhur berinisiatif untuk menutup lubang tersebut dengan dua batu raksasa. Konon, selama batu diangkat dari wilayah pesisir pantai, semua orang diwajibkan diam dan tidak boleh mengeluarkan kata-kata kotor. Namun, seorang perempuan yang tidak mengetahui larangan itu sebelumnya, setibanya di lereng Gunung Komba berteriak dengan mengeluarkan kata-kata kotor. Seketika itu juga batu tidak bisa diangkat lagi hingga tertancap ke tanah.
Selain berbentuk susu perempuan, batu-batu itu juga menyerupai parang dan tombak, alat yang biasa digunakan sebagai sarana perang pada zaman itu












Wisata Budaya di Manggarai Timur
Wisata Budaya di Manggarai Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar